FRIENDSHIP

FRIENDSHIP
pantai

Minggu, 03 Januari 2010

MOTIFASI BELAJAR

1. Pengertian Motivasi
Siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita. Kekuatan mental tersebut dapat tergolong rendah atau tinggi. Motivasi di pandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia termasuk belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar (Koeswara, 1989; Siagian 1989; Schein, 1991; biggs, & Telfer, 1987).
Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu :
Kebutuhan
Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidak seimbangan antara apa yang ia miliki dan yang ia harapkan.
Dorongan
Menurut Hull, dorongan atau motivasi berkembang untuk memenuhi kebutuhan organisme, disamping itu juga merupakan system yang memungkinkan organisme dapat memelihara kelangsungan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan organisme menyebabkan munculnya dorongan, dan dorongan akan mengaktifkan tingkah laku mengembalikan keseimbangan fisiologis organisme. Tingkah laku organisme terjadi disebabkan oleh respons dari organisme, kekuatan dorongan organisme, dan penguatan dua hal tersebut. Hull memang menekankan dorongan sebagai motivasi penggerak utama perilaku, tetapi kemudian juga tidak sepenuhnya menolak adanya pengaruh faktor-faktor eksternal.
Tujuan
Tujuan memberi arah pada perilaku. Secara psikologis, tujuan merupakan titik akhir “sementara” pencapaian kebutuhan. Jika tujuan tercapai, maka kebutuhan terpenuhi untuk “sementara”. Jika kebutuhan terpenuhi, maka orang menjadi puas, dan dorongan mental untuk berbuat “terhenti sementara”.
1. Pentingnya Motivasi dalam Belajar
Motivasi belajar penting bagi siswa dan guru. Bagi siswa pentingnya motivasi belajar adalah sebagai berikut :
(1) Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil akhir.
(2) Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan dengan teman sebaya.
(3) Mengarahkan kegiatan belajar.
(4) Membesarkan semangat belajar.
(5) Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja (di sela-selanya adalah istirahat atau bermain) yang bersinambung. Individu dilatih untuk menggunakan kekuatannya sedemikian rupa sehingga dapat berhasil.
Motivasi belajar juga penting diketahui oleh seorang guru. Pengetahuan dan pemahaman tentang motivasi belajar pada siswa bermanfaat bagi guru, manfaat itu sebagai berikut :
(1) Meningkatkan, membangkitkan, dan memelihara semangat siswa untuk belajar sampai berhasil.
(2) Mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa di kelas bermacam-ragam.
(3) Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih satu diantara bermacam-macam peran seperti sebagai penasihat, fasilitator, insruktur, teman diskusi, penyemanagat, pemberi hadiah, atau pendidik.
(4) Memberi peluang guru untuk “unjuk kerja” rekayasa pedagogis. Tugas guru adalah membuat semua siswa belajar sampai berhasil. Tantangan profesionalnya justru terletak pada “mengubah” siswa tak berminat menjadi bersemangat untuk belajar. “mengubah” siswa cerdas yang acuh tak acuk menjadi bersemangat belajar.
B. Jenis dan Sifat Motivasi
1. Jenis Motivasi
Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar. Motif-motif dasar tersebut umumnya berasal dari segi biologis atau jasmani manusia.
Motivasi sekunder adalah motivasi yang dipelajari. Hal ini berbeda dengan motivasi primer. Motivasi sosial atau motivasi sekunder memegang peran penting bagi kehidupan manusia. Perilaku motivasi sekunder juga terpengaruh oleh adanya sikap. Sikap adalah suatu motif yang dipelajari. Ciri-ciri sikap yakni : (i) merupakan kecenderungan berpikir, merasa, kemudian bertindak. (ii) memiliki daya dorong bertindak, (iii) relatif bersifat tetap, (iv) berkecenderungan melakukan penilaian, dan (v) dapat timbul dari pengalaman, dapat dipelajari atau berubah.
Perilaku juga terpengaruh oleh emosi. Emosi menujukkan adanya sejenis kegoncangan seseorang. Kegoncangan tersebut disertai proses jasmani, perilaku, dan kesadaran. Perilaku juga terpengaruh oleh adanya pengetahuan yang dipercaya. Pengetahuan yang dipercaya tersebut adakalanya berdasarkan akal, ataupun tak berdasar akal sehat. Pengetahuan tersebut dapat mendorong terjadinya perilaku. Perilaku juga terpengaruh oleh adanya kebiasaan dan kemauan. Kebiasaan merupakan perilaku menetap dan berlangsung otomatis. Kemungkinan besar perilaku tersebut merupakan hasil belajar. Kemauan merupakan tindakan mencapai tujuan secara kuat.
2. Sifat Motivasi
Motivasi seseorang dapat bersumber dari (i) dalam diri sendiri, yang dikenal sebagai motivasi internal, dan (ii) dari luar seseorang yang dikenal dengan motivasi eksternal. Disamping itu kita bisa membedakan motivasi intrinsic ynag dikarenakan orang tersebut senang melakukannya. Menurut Monks, motivasi berprestasi telah muncul pada saat anak berusia balita. Hal ini berarti bahwa motivasi intrinsic perlu diperhatikan oleh para guru sejak TK, SD, dan SLTP. Pada usia ini para guru masih memberi tekanan pada pendidikan kepribadian khususnya disiplin diri untuk beremansipasi. Penguatan terhadap motivasi intrinsic perlu diperhatikan, sebab disiplin merupakan kunci keberhasilan belajar (Monks, Knoers, Siti Rahayau, 1989 ; 161-164).
Motivasi ekstrinsik adalah dorongan terhadap perilaku seseorang yang ada di luar perbuatan yang dilakukannya. Orang berbuat sesuatu, karena dorongan dari luar seperti adanya hadiah dan menghindari hukuman.
Motivasi intrinsic dan ekstrinsik dapat dijadikan titik pangkal rekayasa pedagogis guru. Sebaiknya guru mengenal adanya motivasi-motivasi tersebut. Untuk mengenal motivasi yang sebenarnya, guru perlu melakukan penelitian. Adakalanya guru menghadapi siswa ynag belum memiliki motivasi belajar yang baik. Dalam hal ini seyogianya guru berpegang pada motivasi ekstrinsik, dengan menggunakan penguat berupa hadiah atau hukuman, seyogianya guru memperbaiki disiplin diri siswa dalam beremansipasi.
C. Motivasi dalam Belajar
Dalam perilaku belajar terdapat motivasi belajar. Motivasi belajar tersebut ada yang instrinsik atau ekstrinsik. Penguatan motivasi-motivasi belajar berada di tangan para guru atau pendidik dan anggota masyarakat lain.
1. Unsur-unsur yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
a. Cita-cita atau Aspirasi Siswa
Motivasi belajar tamapak pada keinginan anak sejak kecil. Keberhasilan mencapai kainginan menumbuhkan kemuan bergiat, bahkan dikemudian hari menumbuhkan cita-cita dalam kehidupan. Timbulnya cita-cita dibarengi oleh perkembangan akal, moral, kamauan, bahasa, dan nilai-nilai kehidupan. timbulnya cita-cita juga dibarengi oleh perkembangan kepribadian. Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar intrinsic ataupun ekstrinsik, sebab tercapainya tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan akulturasi diri. (Monks, 1989: 241-260; Schein, 1991:87-110; singgih Gunarsa, 1990: 183-199).
b. Kemampuan Siswa
Keinginan seorang perlu dibarengi dengan kemampuan atau kecakapan mencapainya. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksakanan tugas-tugas perkembangan.
c. Kondisi siswa
Kondisi siswa yang meliputi kondisi rohoni dan jasmani mempengaruhi motivasi belajar.
d. Kondisi Lingkungan Siswa
Kondisi sekolah yang sehat, kerukunan hidup, ketertiban pergaulan perlu dipertinggi mutunya. Dengan lingkungan yang aman, tenteram, tertib, dan indah, maka semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat.
e. Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar dan Pembelajaran
Pembelajar yang masih berkembang jiwaraganya, lingkungan yang semakin bertambah baik berkat dibangun, merupakan kondisi dinamis yang bagus bagi pembelajaran. Guru professional diharpkan mampu memanfaatkan sutat kabar, majalah, siaran radio, televise, dan sumber belajar di sekitar sekolah untuk memotivasi belajar.
f. Upaya Guru dalam Membelajarkan Siswa
Upaya guru membelajarkan siswa terjadi di sekolah dan di luar sekolah. Upaya membelajarkan disekolah meliputi hal-hal berikut : (i) menyelenggarakan tertib belajar di sekolah (ii) membina disiplin belajar dalam setiap kesempatan, seprti memanfaatkan waktu dan pemeliharaan fasilitas sekolah. (iii) membina belajar tertib pergaulan, dan (iv) membina belajar tertib lingkungan sekolah.
2. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar
a. Optimasi Penerapan Prinsip Belajar
Upaya pembelajaran terkait dengan beberapa prinsip belajar. Beberapa prinsip belajar tersebut antara lain :
- Belajar menjadi bermakna bila siswa memahami tujuan belajar.
- Belajar menjadi bermakna bila siswa dihadapkan pada pemecahan masalah yang menantangnya
- Belajar menjadi bermakna bila guru mampu memustkan segala kemampuan mental siswa dalam program kegiatan tertentu.
- Sesuai dengan perkembangan jiwa siswa, maka kebutuhan bahan-bahan belajar siswa semakin bertambah, oleh karena itu guru perlu mengatur bahan dari yang paling sederhana sampai yang paling menantang.
- Belajar menjadi menantang bila siswa memahami prinsip penilaian dan faedah nilai belajarnya bagi kehidupan dikemudian hari.
Optimasi Unsur Dinamis Belajar dan Pembelajaran
Seorang siswa akan belajar dengan seutuh pribadinya. Perasaan, kemauan, pikiran, perhatian, fantasi, dan kemapuan yang lain tertuju pada belajar. Meskipun demikian ketertujuan tersebut tidak selamanya berjalan lancar. Ketidak sejajaran tersebut disebabkan kelelahan jasmani atau mentalnya., ataupun naik turunnya energi jiwa.
Optimasi Pemanfaatan pengalaman dan Kemampuan
Perilaku belajar siswa merupakan rangkaian tindak-tindak belajar setiap hari. Perilaku belajar setiap hari bertolak dari jadwal pelajaran sekolah.
Guru adalah “penggerak” perjalanan belajar bagi siswa. Sebagai penggerak guru perlu memahami dan mencatat kesukaran-kesukaran siswa. Sebagai fasilitator belajar, guru diharapkan memantau mengatasi kesukaran belajar. “Bantuan mengatasi kesukaran belajar” perlu diberikan sebelum siswa putus asa.
d. Pengembangan Cita-cita dan Aspirasi Belajar
Upaya mendidik dan mengembangkan cita-cita belajar dapat dilaukan dengan berbagai cara. Cara-cara mendidik dan mengembangkan yang dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain sebagai berikut :
1. Guru menciptakan suasana belajar yang menggembirakan.
2. Guru mengikutsertakan semua siswa untuk memelihara fasilitas belajar.
3. Guru mengajak siswa untuk membuat perlombaan unjuk belajar seperti lomba baca, lomba karya tulis ilmiah, lomba tanam bunga, lomba lukis, lmba kerajinan.
4. Guru mengajak serta orng tua siswa untuk memperlengkap fasilitas belajar seperti buku bacaan, majalah, alat olah raga, dan kebun bunga.
5. Guru memberanikan siswa untuk mencatat keinginan-keinginan di notes pramuka, dan mencatat keinginan yang tercapai dan tak tercapai.
6. Guru bekerjasama dengan pendidik lain seperti orang tua, ulama atau pendeta, pramuka, dan para instruktur pendidik pemuda, untuk mendidik dan mengembangkan cita-cita belajar sepanjang hayat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar